Sabtu, 05 Januari 2013

Ratana Sutta

 on  with No comments 
In  
Ketika itu, di kota Vesali mengalami wabah kelaparan yang mengakibatkan banyak korban kematian bagi penduduknya terutama kaum miskin. Karena adanya mayat yang membusuk, roh jahat mulai bergentayangan di kota itu; yang kemudian diikuti dengan wabah campak. Mewabahnya ketiga jenis ketakutan ini: kelaparan, mahluk halus, dan campak mengakibatkan penduduk mencari bantuan kepada Sang Buddha yang saat itu berdiam di Rajagaha. Diikuti dengan sejumlah besar Bhikku termasuk Yang Mulia Ananda, pengikut setia-Nya, Sang Buddha datang ke kota Vesali.

Tibanya Sang Buddha diikuti dengan hujan teramat lebat dan deras, yang menyapu semua mayat membusuk hingga udara menjadi jernih dan kota menjadi bersih. Setelahnya, Sang Buddha membabarkan Sutra Permata (Ratana Sutta) ini kepada Yang Mulia Ananda, dan memberikan perintah kepadanya mengenai bagaimana Ia harus berkeliling kota bersama penduduk Licchavi membaca Sutra untuk tanda perlindungan bagi penduduk Vesali. Yang Mulia Ananda mengikuti perintah tersebut dan memercikkan air suci dari mangkok Sang Buddha kepada penduduk kota.

Karenanya, semua roh jahat terusir dan wabah campak-pun menyusut. Kemudian, Yang Mulia Ananda bersama penduduk Vesali kembali ke Balai Umum, tempat Sang Buddha dan pengikutnya berkumpul menanti kedatangannya. Di sana Sang Buddha membacakan Sutra Permata tersebut kepada semua yang berkumpul:

1. Makhluk apa pun yang berkumpul di sini, baik yang dari dunia maupun dari luar angkasa, semoga semua makhluk itu bahagia. Demikian juga, semoga mereka mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan.

2. Karena itu, wahai para makhluk, perhatikanlah baik-baik. Pancarkanlah kasih sayang kepada umat manusia yang siang malam memberikan persembahan kepadamu. Karena itu, lindungilah mereka dengan setulus hati.

3. Harta apapun yang ada di sini atau di dunia lain, atau permata tak ternilai apa pun yang ada di alam-alam surga, tidak ada satu pun yang sebanding dengan Sang Tathagata. Permata tak ternilai ini ada di dalam Buddha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

4. Manusia bijak dari suku Sakya, yang tenang pikirannya, telah mewujudkan penghentian yang bebas dari nafsu, yang bebas dari kematian, dan luar biasa. Tidak ada sesuatu pun yang sebanding dengan keadaan itu. Permata tak ternilai ini ada di dalam Dhamma. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian ! 5. Buddha yang agung memuji meditasi murni yang segera memberikan hasil. Tidak ada sesuatu pun yang sebanding dengan meditasi itu. Permata berharga ini ada di dalam Dhamma. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

6. Delapan individu yang dipuji oleh orang-orang baik-baik terdiri dari empat pasang.3 Mereka adalah siswa-siswa Sang Buddha, yang pantas menerima persembahan. Apapun yang dipersembahkan kepada mereka akan memberikan buah yang melimpah. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

7. Mereka yang terbebas dari nafsu semuanya mantap di dalam ajaran Gotama yang berpikiran teguh. Mereka telah mencapai apa yang harus dicapai karena telah menyelam ke dalam Nibbana yang bebas dari kematian. Mereka menikmati Kedamaian yang dicapai, yang tak ternilai. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

8. Bagaikan gerbang kota yang berfondasi kokoh tidak tergoyahkan oleh angin dari empat penjuru, demikianlah kunyatakan bahwa orang yang sepenuhnya memahami Kebenaran Mulia adalah orang yang baik. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

9. Mereka yang dengan jernih memahami Kebenaran Mulia yang telah diajarkan dengan baik oleh Yang Maha Bijaksana, betapapun tidak berhati-hatinya mereka itu, mereka tidak akan terlahir untuk kedelapan kalinya. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

10. Tiga kondisi telah ditinggalkan oleh dia pada saat mencapai pandangan terang, yaitu: (i) pandangan salah tentang diri, (ii) keraguan, dan (iii) pandangan salah bahwa ritual dan upacara dapat menyelamatkan. Dia juga telah sepenuhnya terbebas dari empat keadaan menderita dan tidak dapat lagi melakukan enam kejahatan. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian !

11. Kejahatan apa pun yang dilakukan, baik lewat tubuh, ucapan atau pikiran, tak dapat disembunyikannya. Karena telah dikatakan bahwa tindakan semacam itu tidak mungkin dilakukan oleh orang yang telah melihat Sang Jalan. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

12. Bagaikan pohon-pohon yang pucuknya berbunga pada bulan-bulan pertama musim panas, begitu juga ajaran tertinggi yang menuju ke Nibbana ini diajarkan untuk tujuan tertinggi. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

13. Yang Luar Biasa, Yang Maha Mengetahui, Sang Pemberi yang luar biasa, dan Sang Pembawa Kesempurnaan telah membabarkan ajaran yang luar biasa. Permata tak ternilai ini ada di dalam Buddha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

14. Dengan musnahnya (kamma) lampau, tidak ada (kamma) baru yang dihasilkan, maka pikiran pun tak melekat pada kelahiran di masa depan — mereka telah menghancurkan benih-benih tumimbal lahir. Nafsu-nafsu tidak lagi muncul dan para bijaksana itu pergi, sama seperti lampu ini. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

15. Makhluk apa pun yang berkumpul di sini, baik yang dari dunia maupun dari luar angkasa, marilah kita menghormat Buddha. Sang Tathagata dipuja oleh para dewa dan manusia! Semoga ada kedamaian!

16. Makhluk apa pun yang berkumpul di sini, baik yang dari dunia maupun dari ruang angkasa, marilah kita menghormat Dhamma. Sang Tathagata dipuja oleh para dewa dan manusia! Semoga ada kedamaian!

17. Makhluk apa pun yang berkumpul di sini, baik yang dari dunia maupun dari luar angkasa, marilah kita menghormat Sangha. Sang Tathagata, dipuja oleh para dewa dan manusia! Semoga ada kedamaian!
Share:

0 Komentar:

Posting Komentar