Dengan dilandasi kasih sayang, Sang Buddha
mengunjungi kedua bhikkhu tersebut untuk mencegah sang terpelajar bertanya
kepada bhikkhu sahabatnya. Sang Buddha sendiri bertanya perihal “Penunggalan
Kesadaran” (jhana) dan “Jalan
Kesucian” (magga) kepada guru Dhamma;
tetapi dia tidak dapat menjawab karena dia tidak mempraktekkan apa yang telah
diajarkan. Bhikkhu sahabatnya telah mempraktekkan Dhamma dan
telah mencapai tingkat kesucian arahat, dapat menjawab semua pertanyaan. Sang
Buddha memuji bhikkhu yang telah mempraktekkan Dhamma (vipassaka), tetapi tidak satu kata pujianpun
yang diucapkan Beliau untuk orang yang terpelajar (ganthika).
Murid-murid yang berada di tempat itu tidak
mengerti, mengapa Sang Buddha memuji bhikkhu tua dan tidak memuji kepada guru
yang telah mengajari mereka. Karena itu, Sang Buddha menjelaskan
permasalahannya kepada mereka. Pelajar yang banyak belajar tetapi tidak
mempraktekkannya sesuai Dhamma adalah seperti penggembala sapi, yang menjaga
sapi-sapi untuk memperoleh upah, sedangkan seseorang yang mempraktekkan sesuai
Dhamma adalah seperti pemilik yang menikmati lima manfaat dari hasil
pemeliharaan sapi-sapi tersebut. Jadi orang terpelajar hanya menikmati
pelayanan yang diberikan oleh murid-muridnya, bukan manfaat dari “Jalan” dan
“Hasil Kesucian” (magga-phala).
Bhikkhu lainnya, berpikir dia mengetahui sedikit
dan hanya bisa sedikit dalam menguraikan Dhamma, telah memahami dengan jelas inti
dari Dhamma dan telah mempraktekkannya dengan tekun dan penuh semangat; adalah
seseorang yang berkelakuan sesuai Dhamma (anudhammacari).
Yang telah menghancurkan nafsu indria, kebencian, dan ketidak-tahuan,
pikirannya telah bebas dari kekotoran batin, dan dari semua ikatan terhadap
dunia ini maupun pada yang selanjutnya, ia benar-benar memperoleh manfaat dari
“Jalan” dan “Hasil Kesucian” (magga-phala). Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 19 dan 20
berikut ini:
"Biarpun seseorang banyak membaca kitab suci, tetapi tidak berbuat sesuai dengan ajaran, maka orang lengah itu sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain; ia tak akan memperoleh manfaat kehidupan suci.
Biarpun seseorang
sedikit membaca kitab suci, tetapi berbuat sesuai dengan ajaran, menyingkirkan
nafsu indria, kebencian dan ketidak-tahuan, memiliki pengetahuan benar dan
batin yang bebas dari nafsu, tidak melekat pada apapun baik di sini maupun di
sana; maka ia akan memperoleh manfaat kehidupan suci". (Dhammapada I, 19-20)
0 Komentar:
Posting Komentar