Seorang bhikkhu, setelah memperoleh pelajaran meditasi dari Sang Buddha, pergi ke hutan untuk bermeditasi. Meskipun dia berlatih dengan sungguh-sungguh dia hanya memperoleh kemajuan yang sangat kecil. Akibatnya, ia menjadi frustasi. Dengan berpikir akan memperoleh petunjuk dari Sang Buddha, dia meninggalkan hutan menuju Vihara Jetavana.
Dalam perjalanannya, dia melewati nyala api yang sangat besar. Dia berlari menuju puncak gunung dan mencari dari mana api tersebut datang. Melihat api yang membakar itu, ia termenung. Pikirnya, seperti api yang membakar habis semuanya, begitu juga pandangan terang akan membakar semua belenggu kehidupan, besar dan kecil.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 31 berikut ini: Seorang bhikkhu yang bergembira dalam kewaspadaan dan melihat bahaya dalam kelengahan akan maju terus, membakar semua rintangan batin, bagaikan api membakar kayu baik yang besar maupun yang kecil.
Bhikkhu tersebut berhasil mencapai tingkat kesucian arahat setelah khotbah Dhamma berakhir
Dalam perjalanannya, dia melewati nyala api yang sangat besar. Dia berlari menuju puncak gunung dan mencari dari mana api tersebut datang. Melihat api yang membakar itu, ia termenung. Pikirnya, seperti api yang membakar habis semuanya, begitu juga pandangan terang akan membakar semua belenggu kehidupan, besar dan kecil.
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 31 berikut ini: Seorang bhikkhu yang bergembira dalam kewaspadaan dan melihat bahaya dalam kelengahan akan maju terus, membakar semua rintangan batin, bagaikan api membakar kayu baik yang besar maupun yang kecil.
Bhikkhu tersebut berhasil mencapai tingkat kesucian arahat setelah khotbah Dhamma berakhir
0 Komentar:
Posting Komentar