Senin, 17 Desember 2012

Dhammapada XXVI : 397 - Kisah Uggasena, Anak dari Seorang Hartawan

 on  with No comments 
In ,  
Setelah menikah dengan seorang penari dari suatu rombongan sirkus, Uggasena dilatih oleh ayah mertuanya yang merupakan seorang pemain akrobat, sehingga ia menjadi sangat ahli di bidang akrobatik. Suatu hari ketika ia sedang datang mendemonstrasikan keahliannya, Sang Buddha datang ke tempat itu. Setelah mendengar khotbah Sang Buddha, Uggasena mencapai tingkat kesucian arahat, ketika ia sedang melakukan atraksi yang hebat sekali di puncak dari sebatang galah yang panjang. Setelah itu, ia turun dai galah dan memohon dengan sangat kepada Sang Buddha untuk menerimanya sebagai seorang bhikkhu dan kemudian ia diterima dalam pasamuan bhikkhu.

Suatu hari, ketika para bhikkhu yang lain menanyakan padanya apakah ia tidak mempunyai segala macam perasaan takut ketika sedang turun dari tempat yang amat tinggi (sekitar sembilan puluh kaki), ia mengatakan tidak. Para bhikkhu tersebut menanggapi dan mengartikan hal itu sebagai cara Uggasena untuk menyatakan diri telah mencapai tingkat kesucian arahat. Oleh karena itu, mereka pergi menemui Sang Buddha dan berkata, “Bhante! Uggasena menyatakan diri sebagai seorang arahat; dia pasti mengatakan suatu kebohongan.”

Kepada mereka, Sang Buddha menjawab, “Para bhikkhu, seseorang yang telah memotong semua belenggu, seperti murid-Ku Uggasena, tidak lagi memiliki ketakutan.”

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 397 berikut: Ia telah memotong semua belenggu, tidak lagi gemetar, yang bebas dan telah mematahkan semua ikatan, maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’
Share:

0 Komentar:

Posting Komentar