Kamis, 20 Desember 2012

Dhammapada XXIII : 331 - 333 - Kisah Mara

 on  with No comments 
In ,  
Suatu saat, ketika Sang Buddha sedang berdiam di dekat Himalaya. Beliau melihat bahwa banyak orang diperlakukan secara tidak manusiawi oleh beberapa raja yang licik. Kemudian muncul pikiran dalam batin Beliau: “Apakah mungkin untuk mencegah orang-orang itu dari perlakuan tidak manusiawi. Mereka seharusnya tidak diperlakukan secara tidak manusiawi, dan membuat para raja tersebut memerintah dengan adil dan bijaksana.”

Mara mengetahui apa yang Sang Buddha pikirkan dan berencana untuk membujuk Sang Buddha agar memerintah sebagai seorang raja. Kepadanya, Sang Buddha menjawab, “Mara yang licik! Ajaranmu dan ajaran-Ku sangat berbeda. Kau dan Aku tidak dapat saling berdiskusi. Inilah ajaran-Ku.”

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 331, 332, dan 333 berikut ini: Sungguh bahagia mempunyai kawan pada saat kita membutuhkannya; sungguh bahagia dapat merasa puas dengan apa yang diperoleh; sungguh bahagia dapat berbuat kebaikan menjelang kematian; dan sungguh bahagia dapat mengakhiri penderitaan

Berlaku baik terhadap ibu berlaku baik terhadap ayah juga merupakan kebahagiaan. Berlaku baik terhadap pertapa merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap para Ariya juga merupakan kebahagiaan.

Moral (Sila) akan memberikan kebahagiaan sampai usia tua; keyakinan yang telah ditanam kuat akan memberikan kebahagiaan; kebijaksanaan yang telah diperoleh akan memberikan kebahagiaan; tidak berbuat jahat akan memberikan kebahagiaan.
Share:

0 Komentar:

Posting Komentar