Kamis, 27 Desember 2012

Dhammapada XIV : 181 - Kisah Kembalinya Sang Buddha

 on  with No comments 
In ,  
Pada suatu saat, ketika berada di Savatthi, Sang Buddha memperlihatkan keajaiban ganda dalam menjawab tantangan para pertapa dari berbagai sekte. Setelah itu, Sang Buddha pergi ke surga Tavatimsa; ibu-Nya yang telah lahir di surga Tusita sebagai dewa yang dikenal sebagai Santusita juga datang ke surga Tavatimsa.

Di sana Sang Buddha menjelaskan tentang Abhidhamma kepada para dewa dan brahmana selama tiga bulan masa vassa. Hasilnya, dewa Santusita mencapai tingkat kesucian sotapatti; begitu pula dengan banyak dewa dan brahma. Selama masa itu Sariputta Thera menghabiskan vassa di Sankassanagara, tiga puluh yojana dari Savatthi. Selama ia tinggal disana, seperti yang telah dianjurkan secara tetap oleh Sang Buddha, ia mengajarkan Abhidhamma kepada lima ratus orang bhikkhu yang tinggal bersamanya dan menutup keseluruhan ceramah pada saat berakhirnya masa vassa. Menjelang akhir masa vassa, Maha Moggallana Thera pergi ke surga Tavatimsa untuk menjenguk Sang Buddha.

Kemudian, ia diberitahu bahwa Sang Buddha akan kembali ke dunia manusia pada saat bulan purnama di akhir masa vassa di tempat Sariputta Thera melaksanakan masa vassa. Seperti yang telah dijanjikan, Sang Buddha datang dengan sinar enam warna yang terus menerus bersinar dari tubuh-Nya ke gerbang kota Sankassanagara, pada malam hari di bulan purnama di bulan Assayuja ketika bulan bersinar dengan terangnya. Beliau ditemani oleh sekumpulan besar dewa di satu sisi dan sekumpulan besar brahma di sisi yang lainnya. Sekumpulan besar orang yang dipimpin oleh Sariputta Thera menyambut kedatangan Sang Buddha ke dunia ini; dan seluruh kota diterangi cahaya.

Sariputta Thera terpesona oleh keagungan dan kemuliaan dari seluruh pemandangan kembalinya Sang Buddha. Ia dengan hormat mendatangi Sang Buddha dan berkata, “Bhante! kami tidak pernah melihat ataupun mendengar kemuliaan yang begitu indah dan gemerlapan. Sungguh, Bhante dicintai, dihormati, dan dipuja oleh para dewa, brahma dan manusia!” Kepadanya Sang Buddha berkata, “Anakku Sariputta, seorang Buddha yang memiliki sifat-sifat unik sesungguhnya dicintai oleh manusia dan para dewa.”

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 181 berikut: Orang bijaksana yang tekun bersamadhi, yang bergembira dalam kedamaian pelepasan, yang memiliki kesadaran sejati dan telah mencapai Penerangan Sempurna, akan dicintai oleh para dewa.

Kelima ratus orang bhikkhu yang merupakan murid-murid dari Sariputta Thera mencapai tingkat kesucian arahat, dan banyak sekali dari kumpulan orang yang hadir di sana mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma berakhir.
Share:

0 Komentar:

Posting Komentar